Jumat, 14 Oktober 2011 | 04:09
Gempa, Ibu-ibu Menyusui di RSUD Jember Lari
JEMBER - Gempa bumi berkekuatan 6,8 skala Richter yang bepusat di sebalah barat daya Nusa Dua, Bali, Kamis (13/10/2011), terasa cukup keras di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Namun, sampai dengan saat ini masih belum ada korban jiwa ataupun kerusakan insfrastruktur akibat gempa tersebut.
Namun, gempa selama hampir lima detik tersebut membuat masyarakat dan ibu rumah tangga kalang kabut. Saat gempa terjadi mereka lari ke halaman meninggalkan rumahnya. Ada kabar bahwa SD Patrang II di Kelurahan Patrang, Kecamatan Patrang, Jember, roboh, akibatnya, puluhan ibu datang untuk menjemput anaknya supaya pulang.
Bahkan, sejumlah wartawan juga datang mengunjungi sekolah itu, tetapi sesampainya di SD Patrang II, ternyata proses kegiatan belajar dan mengajar berlangsung tertib dan aman. Kami mencoba menenangkan ibu-ibu yang datang bahwa kabar itu tidak benar, kata Suit Rahman, Bendahara Komite Sekolah, kepada wartawan.
Gempa yang terasa cukup keras ini sangat dirasakan pula di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soebandi, Jember, sehingga lebih dari 200 pasien rawat jalan berrebut meninggalkan tempat duduknya dan lari ke luar.
Mereka saling berebut menuju tempat evakuasi, bahkan ada yang terjatuh karena berebut sampai lebih dulu.
Mereka saling berebut menuju tempat evakuasi, bahkan ada yang terjatuh karena berebut sampai lebih dulu.
Begitu juga di poli perinatologi atau tempat persalinan, sedikitnya 40 bayi yang menjalani perawatan di ruang itu terpaksa dibawa lari ibunya keluar dari ruang. Mereka juga berebut untuk meninggalkan ruang sampai-sampai tak terasa kalau sedang menyusui, kata dr Yustina Evi Tyaspati.
Staf Badan Kesatuan Bangsa Setiawan mengatakan, sejauh ini masih belum ada laporan dari seluruh wilayah mengenai adanya korban atau kerusakan sarana dan prasaran akibat gempa bumi. Saya mencoba menghubungi seluruh wilayah di 31 kecamatan agar segera memberi laporan jika ada korban jiwa ataupun benda, kata Setiawan.
58 Korban Terluka Dilarikan ke RS
Gempa berkekuatan 6,8 SR pada kedalaman 10 km sekitar 143 km barat daya Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Kamis (13/11) pagi, menyebabkan sedikitnya 58 korban terluka, selain rusaknya sejumlah pura serta bangunan gedung di Denpasar dan sekitarnya. Beberapa sekolah di Tabanan dan Gianyar juga dilaporkan rusak parah.
Dari sekitar 58 korban terluka akibat gempa yang dilarikan ke tiga rumah sakit di Denpasar kemarin, sebagian besar siswa dan gurun SMKN 2 Denpasar, yang berlokasi di Jalan Pendidikan Nomor 28 Sidakarya, Denpasar Selatan. Dalam catatan, korban terluka dari SMKN 2 Denpasar mencapai 24 orang, terdiri dari 23 siswa (didominasi perempuan) dan seorang guru atas nama Ida Ayu Puja Arsani, 52.
Selain itu, terdapat 3 murid SD yang terluka yakni Dewa Gede Satria Palguna (SDN 8 Dauh Puri-Denpasar), Candra Darma Saputra, 8 (SDN 8 Dauh Puri-Denpasar), dan Erik Firmasyah, 10 (SDN 24 Dauh Puri-Denpasar). Juga ada satu mahasiswi yang terluka yakni Intan, 19 (FE Unud).
Sementara siswa dari sekolah lain yang juga dilarikan ke rumah sakit akibat terluka, tercatat dari SMPN 2 Denpasar (1 orang), SMP PGRI 5 Denpasar (1 orang), SMA PGRI 12 Denpasar (1 orang), SMA PGRI 2 Denpasar (1 orang), dan SMAN 1 Kuta (1 orang). Selebihnya, para korban dari masyarakat umum. Mereka dirawat di tiga rumah sakit berbeda, yakni RS Sanglah, RSUD Wangaya, dan RS Kasih Ibu Denpasar.
Banyaknya jatuh korban terluka di SMKN 2 Denpasar ini akibat tertimpa benda keras saat para siswa berhamburan ketika gempa besar terjadi, Kamis pagi sekitar pukul 11.10 Wita. Bangunan SMKN 2 memang mengalami kerusakan, bahkan tap gentengnya berjatuhan.
“Begitu gempa terjadi, semua siswa panik hingga banyak berhamburan keluar secara bergerombol. Guru-guru mengarahkan siswa untuk kabur ke lapangan. Tapi, terjadi gempa susulan. Nah, gempa kedua inilah yang menyebabkan genting berjatuhan, hingga banyak siswa terluka akibat tertimpa,” ungkap Kepala Sekolah (Kepsek) SMKN 2 Denpasar, Drs Wayan Sarjana.
Selain korban terluka, puluhan unit bangunan di Denpasar juga mengalami kerusakan akibat gempa besar kemarin. Bangunan yang rusak, antara lain, meliputi 8 sekolah, Gedung DPRD Denpasar, Gedung Monumen Perjuangan Bajra Sandi, Museum Alam Puri Penatih, Pos Pemadam Kebakaran Juanda, RS Kasih Ibu, dan sejumlah rumah. Beberapa pura juga rusak parah akibat gempa, termasuk Pura Dalem Sandha Desa Pakraman Sidakarya.
Kerusakan di Pura Dalem Sudha Desa Pakraman Sidakarya terbilang cukup parah. Sejumlah bangunan suci (palinggih) remuk, seperti Gedong Pelinggihan Pratima. Bahkan, Candi Bentar Agung dan Candi Pemedalan Pura Dalem Sandha sampai roboh sebagian. “Kerugian materi akibat kerusakan pura ditaksir ratusan juta rupiah. Ini belum termasuk biaya untuk upakara dan justru itu yang lebih mahal lebih dari ratusan juta,” ungkap Kelian Banjar Dukuh, Desa Pakraman Sidakarya, I Made Rusna. Hal ini dibenarkan Pamangku Pura Dalem Sandha, Jro Mangku Wayan Ronde dan Jro Mangku Ketut Suwena.
Sementara, Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara telah menginstruksikan seluruh camat dan dinas terkait untuk tanggap darurat bencana gempa. ”Semua potensi yang ada harus dikerahkan untuk meringankan korban gempa,” jelas Jaya Negara didampingi Sekkot Denpasar, Rai Iswara, Kamis siang. Kemarin siang, Pemkot Denpasar menggelar rapat khusus pasca gempa yang melibatkan BPBD, Dinas PU, Kesbang Linmaspol, para camat, Disnakertransos, hingga Disdikpora. Mereka diminta siaga untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. ”Kita instruksikan agar seluruh SKPD di Kota Denpasar untuk melakukan tanggap darurat bencana gempa,” jelas Jaya Negara.
Khusus untuk kerusakan bangunan di SMKN 2 Denpasar, Dinas Tata Ruang dan Perumahan juga sudah diintruksikan segera memperbaikinya. ”Mulai besok (hari ini) sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan, termasuk SMKN 2 Denpasar, harus sudah diperbaiki,” katanya.
Gempa besar kemarin juga menyebabkan kerusakan di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Badung. Termasuk di antaranya merobohkan atap gedung BCA dan kerusakan Carrefou, yang keduanya berlokasi di Sunset Road Kuta. Baca juga di halaman 2. Di Kabupaten Tabanan, juga terjadi kerusakan sejumlah bangunan. Antara lain, kerusakan tiga unit rumah, tembok penyengker pura, dan jebolnya palinggih di SMPN 4 Puputan. Selain itu, ada tiga sepeda motor di Pupuan yang tertimpa robohnya tembok penyengker. “Akibat reruntuhan tembok penyengker, tiga motor rusak berat,” jelas Camat Pupuan, I Putu Arya Suta.
Gedung SMPN 2 Tabanan juga mengalami retak-retak akibat gempa kemarin. Para siswa pun dipulangkan lebih awal. Kondisi bangunan retak juga terjadi di Asrama Polres Tabanan. Sedangkan di wilayah Kecamatan Kediri, sebuah pusat perbelanjaan di tepi jalur utama Denpasar-Gilimanuk jebol di bagian plafon. Untungnya, tidak ada korban jiwa maupun terluka.
Di kawasan Jembrana, juga dilaporkan ada dua rumah rusak. Kedua rumah tersebut berada di Dusun Perancak, Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, masing-masing milik keluarga Ketut Suarba dan Ketut Keling. Sedangkan di Kabupaten Bangli, tiga siswa SMKN 3 Tamanbali dilaporkan terluka akibat gempa kemarin. "Tiga siswa itu berlarian saat gempa, hingga terluka" ungkap Kasub Bagian Humas Polres Bangli, AKP Ida I Dewa Nyoman Rai.
Di Kabupaten Gianyar, sejumlah bangunan juga dilaporkan rusak. Salah satunya, SMKN 3 Sukawati. Bagian yang rusak di antaranya Ruang Kepala Sekolah dan Ruang Guru. "Agar tidak berisiko, para siswa kami pulangkan lebih cepat,” jelas Kepsek SMKN 3 Sukawati, I Ketut Suandi, kepada Antara kemarin. Sementara itu, peristiwa unik berbau mistis terjadi di SMPN 1 Susut, Bangli saat gempa kemarin. Arca (Patung) Dewi Saraswati yang berada di halaman SMPN 1 Susut tiba-tiba melelehkan air mata seusai gempa. Kejadian ini disaksikan sejumlah siswa yang masih berada di luar kelas, seusai berhamburan akibat panik. Gara-gara informasi berbau mistis ini, sejumlah warga sekitar kontan mendatangi lokasi Patung Dewi Saraswati di SMPN 1 Susut. yang dibangun tahun 2006 tersebut. Kami juga sempat turun ke lokasi. Pantauan siang itu, dari kdua kelopak mata hingga bibir Patung Dewi Saraswati memang tampak ada bekas aliran air. Muncul dua vrsi warga terkait kasus ini. Versi pertama, itu bekas air mata. Sedangkan versi kedua, itu bekas sisa air hujan.
Kepsek SMPN 1 Susut, Ketut Ngebek Suarsana, mengaku tidak tahu persis kasus ini. “Saya juga terkejut karena baru pertama kali melihat keanehan seperti ini,” ujar Ngebek Suarsana seraya menyebut, selama ini Patung Dewi Saraswati selalu mendapat perawatan.
Siswa Dipulangkan Cepat dan Libur
KUTA - Pascagempa, pecahan genteng masih berserakan di halaman sekolah SD 1 Kerobokan dan Sekolah Yayasan Budi Utama. Karena itu, pihak sekolah pun memulangkan siswanya lebih cepat, sementara untuk siswa yang masuk diang diliburkan.
"Kami langsung memulangkan anak-anak. Orang tua murid juga langsung datang menjemput. Anak-anak masuk siang langsung kami liburkan karena juga permintaan orang tua murid yang khawatir gempa susulan," kata Kepala Sekolah SD 1 Kerobokan, Kuta Utara, Nyoman Suadi.
Selain genteng-genteng rusak, seorang guru SD 2 Karobokan, Kaja, luka di kepala akibat terkena jatuhan genteng. Ia tengah mengatur anak-anak agar tak panik.
Guru yang terluka mendapat sekitar 15 jahitan. Sementara anak-anak tidak ada yang terluka. "Iya, musibah. Genteng lantai dua berjatuhan," ujar Kepala Selolah SD 2 Kerobokan Kaja, I Wayan Candra Astini.
Carrefour Bali Retak karena Gempa
DENPASAR - Gempa berkekuatan 6,8 skala Richter yang mengguncang Bali pada pukul 11.20 Wita membuat sejumlah gedung di Denpasar retak dan rusak, seperti pusat perbelanjaan Carrefour di kawasan Simpang Siur, Denpasar. Bangunan Carrefour retak parah dan gentengnya berjatuhan.
Demikian pula sejumlah bangunan di sekitar Simpang Siur yang rusak karena gentengnya berjatuhan. Munah, salah seorang pegawai Carrrefour yang ditemui di depan bangunan yang terletak di Jalan Sunset Road, Denpasar, menjelaskan, saat terjadi gempa, sejumlah dinding Carrefour yang berlantai tiga ini terguncang keras.
Beberapa titik pada dinding depan retak panjang, bahkan ada yang lepas meninggalkan lubang. Genteng juga berjatuhan. Pusat perbelanjaan ini sekarang ditutup total.
Kusuma, ibu muda yang sedang santap siang di MM Juice di lantai 2 bersama anaknya yang berusia tiga tahun, mengaku, lantai bergetar hebat dan meja makan berguncang. "Saya terpaksa berlari menyelamatkan diri bersama anak saya. Ada barang dan dinding yang berjatuhan," ujar warga Denpasar, Bali, ini.
Dia mengaku, Carrefour sedang penuh dengan pengunjung saat gempa mengguncang pagi hari tadi. Dia mengaku melihat seorang ibu dengan anaknya melompat dari lantai 2, tetapi dia tidak tahu nasib ibu itu.
Seorang petugas keamanan mengaku tidak ada yang cedera sekalipun bangunan Carrefour ini rusak cukup parah. Pusat perbelanjaan ini kini ditutup sambil menunggu perkembangan dan perbaikan.
Petugas terlihat membersihkan puing-puing yang berhamburan di halaman depan Carrefour. Adapun kondisi jalan di depannya macet karena menjadi tontonan orang-orang yang melewati jalan tersebut.
Mobil-mobil Tertimpa Genteng
DENPASAR - Selain SMK Negeri 2 Denpasar, genteng melorot dan berjatuhan terjadi di banyak tempat di Bali akibat gempa 6,8 SR yang mengguncang Pulau Dewata siang tadi.
Di dekat Simpang Saiur, Denpasar, misalnya, sebuah rumah toko mengalami kerusakan di atap dan dindingnya. Genteng-genteng yang jatuh dan tembok yang rubuh bahkan menimpa dan menghancurkan sebuah minibus Isuzu Panther hingga ringsek berat pada bagian atapnya.
Kompleks Sekolah Suverdi di Burung Tuban, Denpasar, yang berlantai dua, dilaporkan rusak akibat gentengnya berjatuhan. Kaca sejumlah kelas dan laboratorium juga pecah. Sejumlah motor dari staf dan guru juga rusak tertimpa genteng dan tembok.
Florensia Mado, orangtua murid yang tinggal di Jimbaran, menuturkan, murid-murid dan staf pengajar Suverdi berhamburan saat guncangan gempa sekitar 20 detik itu.
"Ada guru yang panik dan histeris saat lari menyelematkan diri dari lantai atas," ujar Florensia yang anaknya sekolah di Suverdi. Guncangan gempa membuat sejumlah bangunan di Denpasar Bali rusak akibat dindingnya retak dan ambruk, demikian pula gentengnya berhamburan.
Kondisi ini terlihat seperti pada pusat pembelanjaan Carrefour di Sunset Road, kawasan Simpang Siur.
Trafik Telekomunikasi di Bali Naik 40 Persen
Pascagempa berkekuatan 6,8 skala Richter (SR) yang mengguncang Bali, Kamis (13/10/2011) siang, trafik telekomunikasi di Bali mengalami lonjakan. Namun, jaringan tetap berjalan normal.
"Trafik komunikasi sempat mengalami lonjakan hingga 40 persen dari trafik normal. Sepuluh menit setelah terjadinya gempa," kata Ricardo Indra, GM Corporate Communications Telkomsel, dalam rilis yang dikirim.
Ia mengakui, sesaat setelah terjadinya gempa yang cukup kuat tersebut, gangguan komunikasi terasa di wilayah Denpasar, Kuta, Nusa Dua, dan Seminyak. Namun, saat ini jaringan Telkomsel sudah kembali berjalan normal dan coverage layanan tetap berfungsi dengan baik.
Sebanyak 2.291 base transceiver station (BTS) yang ada di wilayah Bali Nusra kini telah mampu mengatasi lonjakan lalu lintas komunikasi. Meski demikian, Telkomsel secara terus-menerus tetap akan memantau perkembangan performa jaringan dan memastikan layanan komunikasi berfungsi normal.
Sebagaimana dilansir Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa 6,8 SR mengguncang Bali sekitar pukul 11.16 Wita. Pusat gempa berada pada koordinat 9.89 LS dan 114.53 BT atau sekitar 143 kilometer barat daya Nusa Dua, Bali.
Gempa Susulan 5,6 SR Guncang Bali
JAKARTA - Gempa susulan cukup kuat mengguncang Bali, Kamis (13/10/2011) sore, berselang lima jam setelah gempa berkekuatan 6,8 skala Richter (SR). Sesuai laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa susulan itu berkekuatan 5,6 SR.
BMKG menyatakan, gempa tersebut terjadi pada pukul 14.52 WIB atau 15.52 Wita. Pusat gempa di koordinat 9,76 Lintang Selatan dan 114,53 Bujur Timur atau sekitar 131 km arah barat daya Nusa Dua, Bali, di kedalaman 10 km.
Sebelumnya, gempa 6,8 SR mengguncang wilayah Bali pada pukul 11.16 Wita. Gempa tersebut menyebabkan guncangan kuat yang merusak sejumlah bangunan. Puluhan orang luka-luka akibat gempa tersebut. RS Sanglah mencatat, sekitar 45 orang dirawat karena luka-luka akibat gempa. Tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa ini.
Gempa Susulan di Bali Sudah 7 Kali
DENPASAR - Guncangan gempa susulan masih terus terasa mengguncang Denpasar, Bali. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mencatat tujuh kali gempa susulan terjadi.
Namun, enam gempa susulan tidak terasa. Gempa susulan ketujuh terasa kuat sekitar 5 detik terjadi sekitar pukul 15.40 Wita. Menurut BKMG, gempa susulan ini berkekuatan 5,6 SR.
Guncangan yang cukup terasa membuat orang berhamburan keluar rumah. Namun, sejauh ini tidak dilaporkan terjadi kerusakan tambahan. Diperoleh laporan, gempa susulan itu juga terasa di Jember.
Informasi BMKG menyebutkan, gempa susulan terasa paling kuat di Denpasar dan Mataram. Masing-masing dengan kekuatan getaran antara III-IV Skala MMI (modified mercally intencity).
Patahan Penyebab Gempa Bali Belum Banyak Diteliti
JAKARTA - Danny Hilman Natawijaya, pengamat gempa dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengatakan bahwa patahan di wilayah sekitar Bali yang berpotensi mengakibatkan gempa bumi dan tsunami belum banyak diteliti.
"Pemetaan patahan sebenarnya sudah dilakukan. Tetapi, penelitian tentang sifat, sejarah patahan tersebut dan potensi gempa yang bisa ditimbulkan di masa yang akan datang belum banyak diteliti," katanya saat dihubungi, Kamis (13/10/2011).
Danny mengungkapkan, ada beberapa patahan yang kini sudah diidentifikasi, salah satunya adalah Patahan Bali Utara. Sementara itu, patahan lain juga terdapat di wilayah timur Bali. Di wilayah selatan Bali terdapat zona subduksi yang juga berpotensi menimbulkan gempa.
Meski demikian, Danny mengatakan, "Banyak peristiwa gempa di Bali yang kita belum tahu pasti patahan mana yang menyebabkan. Seperti gempa besar tahun 1800an itu, kita juga belum tahu pasti. Gempa hari ini kita juga belum tahu pasti."
Danny mengatakan, pemetaan dan penelitian tentang karakteristik patahan yang berpotensi mengakibatkan gempa di Bali harus dilakukan. "Kita sudah berencana untuk memasang GPS di utara dan selatan Bali. Jadi sebenarnya sudah ada rencana untuk meneliti ke sana," tutur Danny.
Hari ini gempa mengguncang Bali dengan kekuatan 6,8 skala Richter dan magnitud 4 MMI. Gempa dirasakan oleh warga Mataram, Malang, Surabaya hingga Yogyakarta. Sejumlah gempa berkekuatan lebih kecil menyusul sesudahnya.
Dalam sejarah, Danny mengatakan, cukup banyak gempa berkekuatan rendah terjadi di wilayah utara dan timur Bali. Gempa dengan episentrum di wilayah selatan Bali seperti hari ini tergolong jarang terjadi. Secara umum, frekuensi terjadinya gempa besar di Bali dikatakan sedang.
Gempa besar yang pernah terjadi di Bali antara lain pada 17 Desember 1979 di wilayah Karangasem. Adapun salah satu gempa tertua yang tercatat adalah pada 29 Maret 1862. Setidaknya ada tiga gempa yang mengakibatkan tsunami, terjadi pada 12 November 1815, 13 Mei 1857, dan 21 Januari 1917.
Sejarah Gempa dan Tsunami di Bali
JAKARTA - Hari ini, Bali diguncang gempa berkekuatan 6,8 skala Richter dengan intensitas 4 MMI. Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 10.16 WIB dengan pusat gempa di 143 kilometer barat daya Nusa Dua pada kedalaman 10 km.
Setidaknya tujuh gempa susulan terjadi setelah gempa di pagi hari itu. Salah satunya adalah gempa berkekuatan 5,6 skala Richter pada pukul 14.52 Wita. Pusat gempa susulan ini terjadi di 131 km barat daya Nusa Dua dan juga pada kedalaman 10 km.
Lindu yang getarannya terasa hingga Mataram, Malang, dan Yogyakarta dengan kekuatan lebih dari 6 SR ini bukan yang pertama kali menggoyang "Pulau Dewata". Sejarah mencatat bahwa Bali pernah diguncang gempa yang lebih dahsyat dan mengakibatkan tsunami.
Peneliti gempa dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawijaya, mengatakan, gempa besar pernah terjadi di Bali pada tahun 1800-an. Gempa besar juga pernah terjadi pada 1979.
Berdasarkan data USGS, setidaknya ada 8 gempa besar yang pernah terjadi di Bali. Salah satu gempa paling tua yang tercatat terjadi pada 22 November 1815 dan 21 Januari 1917. Dalam sejarah gempa, kejadian tersebut dikatakan besar sebab kekuatannya mencapai 7 SR.
Gempa lain terjadi pada 14 Juli 1976, 26 Januari 1977, 21 Mei 1979, 20 Oktober 1979 dan 17 Desember 1979. Magnitude gempa tersebut bervariasi, mulai dari 5 SR sampai 6,6 SR.
Publikasi I Wayan Sengara dan rekannya dari Institut Teknologi Bandung menjelaskan bahwa beberapa gempa di Bali tergolong mematikan. Gempa pada 17 Desember 1979 di Karangasem menyebabkan 400 orang luka. Adapun gempa pada 29 Maret 1862 di Buleleng mencapai intensitas 7 MMI.
Data NOAA mengungkap bahwa ada beberapa gempa Bali yang mengakibatkan tsunami. Gempa 22 November 1815 mengakibatkan tsunami dan menewaskan 1.200 orang. Gempa 13 Mei 1857 juga mengakibatkan gejolak ombak setinggi 3,4 meter dan gempa 20 Januari 1917 mengakibatkan tsunami setinggi 2 meter.
"Secara umum, frekuensi gempa di Bali termasuk sedang. Untuk gempa di bawah 7 skala Richter, cukup banyak terjadi di bagian utara dan timur Bali. Kalau dibandingkan dengan gempa di utara Bali, gempa di selatan seperti hari ini lebih jarang," kata Danny, Kamis (13/10/2011).
Meski demikian, Danny mengungkapkan perlunya meneliti lebih lanjut patahan-patahan yang berpotensi menyebabkan gempa di Bali. Sejauh ini pemetaan telah dilakukan dan penelitian tentang sifat serta potensi gempa yang mungkin terjadi sedang direncanakan.
sumber : kompas, nusa bali
No comments:
Post a Comment