Rabu, 19 Oktober 2011, 08:09
DENPASAR - Kasus flu burung yang masih tetap merajalela di Bali dituding karena lemahnya pengawasan di pintu masuk unggas di Gilimanuk, Jembrana. Komisi II DPRD Bali menilai karena kurangnya koordinasi antara Pemprov Bali dengan Pemkab Jembrana secara maksimal.
Ketua Komisi II DPRD Bali Tuti Kusuma Wardhani, Selasa (18/10) mengatakan, laporan dan pengaduan masyarakat menyebutkan lemahnya pengawasan di Gilimanuk membuat unggas yang masuk diduga menjadi penyebab penyebaran virus. “Jadi bukan karena dibawa angin saja. Antisipasi tidak ada. Bagaimana bisa ada antisipasi, saya sejak enam bulan lalu wanti-wanti lalulintas unggas seharusnya diawasi betul. Sekarang buktinya begini. Kemarin laporan masyarakat menyebutkan masih ada unggas yang lolos tanpa ada pemeriksaan ketat,” tegas Tuti Kusuma
Wardhani di ruangan Komisi II Gedung DPRD Bali, kemarin.
Wardhani di ruangan Komisi II Gedung DPRD Bali, kemarin.
Politisi Demokat asal Buleleng yang kemarin didampingi anggota Komisi I DPRD Bali Dewa Nyoman Rai Adi, menyebutkan koordinasi penanganan antara Pemkab Jembrana dengan Dinas Peternakan Pemprov Bali yang harus dimaksimalkan. Tuti dengan nada kesal, langsung menyambar telepon di kantor dewan dan sibuk mencari telepon yang bisa dihubungi di Dinas Peternakan Bali. Saat itu yang menerima telepon Tuti, adalah Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnak Bali, Mardiana. Hampir 30 menit lamanya terjadi percakapan alot dalam telepon. Namun lacur, Tuti mendapatkan jawaban yang tidak memuaskan.
Kata Tuti, Disnak Bali menyebutkan itu merupakan tugas dari Balai Karantina. “Bapak koordinasi dong, pasti ada yang main mata di sana. Unggas masuk Bali itu yang tidak ada pengawasan ketat,” ujar Tuti.
Untuk itu, Komisi II DPRD Bali berencana memanggil Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan yang mengurusi soal flu burung ini. Sebab kasus ini sangat riskan dengan citra Bali di mata dunia internasional. “Karena ini urusannya bukan semata-mata Bali saja. Sebagai daerah pariwisata kami merasa ada tanggungjawab yang harus dipikul dan diselesaikan kalau citra Bali rusak gara-gara turis nggak mau datang, karena ada flu burung,” ujar Tuti.
Anggota Komisi I Dewa Nyoman Rai meminta Komisi II juga mengundang Kapolda Bali. Karena selain pengawasan unggas, urusan pintu masuk Bali juga penting ada koordinasi. “Saya yakin unggas ilegal yang lolos tanpa pemeriksaan kesehatan tidak hanya melalui pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk Jembrana. Banyak lorong tikus yang dimanfaatkan. Ini tidak hanya Balai Karantina saja dan Disnak di Pemkab punya tugas. Harus semua lini, kita akan sampaikan masukan ini, saya berharap Komisi II mengundang Kapolda Bali juga,” ujar Dewa Nyoman Rai Adi.
sumber : NusaBali
No comments:
Post a Comment